Selasa, 15 Mei 2012

Sketsa

satu yang kuinginkan selama ini terwujud. dia berada tepat di depanku. seharusnya aku senang, seharusnya aku tidak berkaca-kaca seperti ini. seharusnya aku tersenyum untuknya.

aku menangis bukan karena tangannya telah merengkuh orang lain, bukan. aku bahkan telah belajar merelakannya untuk pergi dari hidupku. lalu kenapa aku menangis?

karena ini. karena tubuhnya tergeletak tak berdaya di pangkuanku. dari mulutnya terdengar cercauan yg tak aku mengerti. matanya merah akibat belasan botol haram itu. entah aku tak tahu berapa banyak yang ia minum sampai seperti ini. bukan hanya itu, tanganku mulai merasakan hangatnya cairan yang keluar dari perutnya. ingin rasanya aku berteriak saat itu juga, cairan merah kental mengucur deras.
...
perlahan tangannya meraih wajahku hingga meninggalkan berkas merah di pipi kananku. ia mengatakan sesuatu tapi tak kudengar suaranya. hingga pada detik ketiga, malaikat menjemputnya.

tak tahu apa yang harus aku perbuat, tubuhku bergetar hebat. kenapa ia harus merenggut dirinya sendiri dengan belasan botol haram itu sampai penusukan terjadi padanya.

sketsa Erik, Eza dan Biru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar