Haiii
*nyengir kuda* wow aku dataaang…sekarang aku post cerita nih heheh. Sebenarnya
sih ini ide seseorang, tapi aku gali lebih dangkal lagi *lho* iya, soalnya
meski pun aku udah ngeluarin jurus-jurus yang aku punya, ujung-ujungnya nih
cerita ancur juga…hahaha…oon aku ini…..
*gubrak*
Balada Arjuna
‘JOMBLO’
apa sih, yang ada di benak kalian mendengar kata ‘jomblo’. Atau bahkan kata itu
memang sedang kita alami. Hampa terasa hidupku tanpa dirimu *authornya ambil gayung, nyanyi di kamar
mandi* seperti itulah yang dirasakan oleh Arjuna yang selama hidupnya belum
pernah yang namanya pacaran *nggak salah
tuh namanya Arjuna?* memang benar namanya Arjuna, pantas untuk orang yang
dipuja dan dipuji kaum hawa di dunia. Tapi sekali lagi, nasib Arjuna memang
tidak secakap namanya. Apalagi kalau masalah cewek. Sepertinya memang 99%
kurang beruntung *tenang Jun, masih ada
1%* *Arjun senyum selebar daun kelor*
Pagi
ini Arjuna berangkat ke sekolah dengan motor maticnya yang cewek banget. Gimana
nggak! Lihat noh, motor kok pink, nggak gentle banget lo Jun. tapi rupanya pagi
ini kagalauan tentang masa jomblo yang melekat di hidupnya membuat Juna murung
dan memasang tampang ingin bunuh diri *author sudah menyiapkan tambang buat
Juna*
“kalau kayak gini terus, gue bisa
hidup tanpa pendamping nih. Padahal segala macam cara udah gue lakuin buat
ngilangin masa jomblo gue.” Batin Juna, sembari melangkah gontai menuju
kelasnya. Sumpah, lihat tampangnya yang tidak bagus-bagus amat dan tidak
jelek-jelek amat *Juna golongan apa sih?* dia memang mempunyai tampang yang
pas-pasan, membuat yang lihat ingin merogok kocek.
“Nasib,
nasib..56 cewek nolak cinta gue. Apa coba yang kurang dari gue, cakep iya,
jelek iya, kere sedikitlah, tampang rada ok. Tapi kenapa ini terjadi sama
gue!!!” kini Juna tak lagi berbicara dalam hati, ia malah melankolis dengan apa
yang menimpanya, jomblo yang tiada akhir. *kirain
Juna tertimpa musibah kejatuhan batu-bata* Melihta Juna yang sudah
frustasi, orang-orang terkekeh sendiri apalagi kaum hawa yang saat itu
melewatinya. Mereka semua memandang Juna dengan tatapan aneh.
“Hai
Dessy!” sapa Juna melambaikan tangan pada cewek yang melewatinya. Yang disapa
tersenyum saja, kontan membuat Juna terjun bebas sampai bentur aspal *modar dong*
“Hai,
Juna” ucap Dessy lembut. Urat syaraf Juna menegang. Semula wajahnya yang super
duper oon dan kasihan,kini sumringah. Ia pun loncat-loncat kegirangan karena
sapaannya dibalas oleh cewek cantik anak Bahasa itu. Padahal balas menyapa
adalah suatu hal yang biasa. Tapi bagi Juna ini luar binasa. *Biasa vhi, biasa…*karena ia memang
jarang menerima sapaan balik dari cewek-cewek yang disukainya.
Serasa
terbang, Juna kembali melangkah menuju kelasnya dengan tampang yang
melayang-layang. Tiba-tiba BRUUKK!!! Arjuna menabrak tiang koridor hingga
tubuhnya terpental ke luar angkasa *berasa
badan Juna karet apa* seketika koor terdengar dari semua sisi koridor,
begitu juga dengan teman-teman Juna yang baru datang langsung ngakak lihat Juna
yang sudah kembali ke bumi *author ngayal
nih*
“WOOII!
Si jomblowan kenapa tuh” tunjuk Rama pada Arjuna yang meringis kesakitan
memegang jidatnya yang sudah benjol segede telur.
“Hahaha…lo
Jun, tampang lo yang udah pas-pasan gitu tambah ancur dah!” Guntur berujar
sembari memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. Juna pasang wajah mewek
menatap dua temannya yang tak juga berhenti tertawa *tampang lo sama sekali gak ngundang belas kasihan Jun, malah pengen
muntah gue* Guntur dan Rama semakin ngakak. Sejurus kemudian Juna
mengeluarkan cermin dari tas gendongnya.
“HUUUAAA…PECAH!!”
Teriak Juna kenceng *author siap gampar
Juna* kontan Rama dan Guntur langsung tutup telinga dan menoyor kepala
Juna.
“Lo
kira ini hutan teriak kenceng gitu! Noh, cewek-cewek pada guling” sambar Guntur
*emang bener gitu Gun*
“Lagian
lo udah kayak cewek aja bawa cermin.” Ujar Rama. Kemudian mereka berdua
membantu Juna bangun. Namun, tampang si jomblo sejati masih bersedih.
“Kalian
nggak tahu, niatnya gue mau ngasih cermin cantik ini buat Karin.” Curhat Juna.
Sedangkan Rama dan Guntur hanya melongo. “Huuu….cerminnya…” Arjuna
mengelus-elus cermin berbingkai pink itu. Plak! Pink lagi!
“Emang
Karin punya acara apa?” tanya Guntur “Apa dia ulang tahun?” lanjutnya lalu
mengeluarkan BBnya dan membuka Facebook, siapa tahu ada pemberitahuan kalau si
KARINA DWICANTIKA SEJAGAT ulang tahun. Rama juga ikut-ikutan melongok ke BB
Guntur.
“Nggak
ada Jun?” mereka berdua heran. Jangan salah, kenapa Rama dan Guntur juga ingin
tahu tentang Karin, karena tuh cewek emang cantik banget seperti nama
facebooknya Karina Dwicantika Sejagat *nama
aslinya sih cima Karina doang*
“Bukan.”
Ujar Arjuna melihat cermin di tangannya yang sudah retak “Tadi malam gue lihat
status dia. Karin pengen banget punya cermin cantik, makanya gue beliin nih
cermin biar mau jadi pacar gue.” GUBRAK! Iklan banget si Juna.
“OOO…”
Rama dan Guntur ber’O ria.
“Udahlah
sob, gue yakin si Karin udah punya berlusin-lusin cermin. Mending cerminnya
buat lo ngaca. Biar lo sadar gimana tampang lo.” Rama menepuk pundak Juna.
“Udah
ah! Melankolis banget lo.” Sambung Guntur. “Mending sekarang ke kelas, nggak
ada gunanya lo meratapi kejombloan lo yang mengakar itu.” Ia merangkul bahu Juna. *nyesek banget dengar omongan elo Gun, sabar yah Jun*
Kemudian
mereka bertiga melangkah beberangan menuju kelas. Sesampainya di kelas Arjuna
langsung duduk di tempatnya di bangku paling pojok, karena pelajaran akan
segera dimulai. Rupanya tampang Juna masih menerawang entah kemana.
“Kayaknya gue harus lihat silsilah
keluarga gue nih, masa nasib gue masalah cewek payah banget yah. Perasaan bokap
gue naklukin 50 cewek, kakek gue nikah sampai 5 kali, buyut gue malah lebih hebat
lagi, setiap cewek yang lihat langsung klepek-klepek. Nah loh, gue. Kenapa sama
sekali nggak mirip mereka yah?” celoteh Juna dalam hati. Ia tak lagi mempedulikan
guru Bahasa Indonesia yang sedang menerangkan pembuatan surat lamaran pekerjaan
*kalau buat ngelamar cewek, Juna pasti
konsentrasi penuh*
“Datangai laut kidul buat dapat mantera,
udah gue lakuin. Tapi hasilnya nihil.” Celoteh Arjuna masih berlanjut.
Saking frustasinya ia mengacak-acak rambutnya “ARRGGGHH!!! BUYUT! KENAPA INI
TERJADI SAMA TURUNANMU YANG GANTENG INI!!!” kini Juna teriak sekeras mungkin
dan bangkit dari duduknya.
“ARJUNA!!!”
Teriak Pak Budi dengan memukul meja.
“Apa
buyut?” tanya Arjuna tanpa menyadari siapa yang memanggilnya. Kontan seisi
kelas riuh dan terbahak-bahak sampai ada yang salto saking lucunya *lebay* Begitu sadar siapa yang
memanggil namanya, Juna langsung terduduk takut melihat wajah Pak Budi yang sudah
seperti gas yang siap meledak *mampus lo
Jun*
“Ma…maaf
pak.” Juna ciut.
“Kamu!”
bentak Pak Budi “Apa Ka…” tiba-tiba TOK…TOK…TOK…pintu kelas diketuk beberapa
kali. Mau tidak mau Pak Budi tidak jadi melanjutkan aksi marah-marahnya dan itu
membuat Juna lega setengah mati.
Pintu
terbuka, ternyata Kepsek yang membawa cewek cantik di sampingnya. Setelah
berbicara dengan Pak Budi, kepsek pun berbalik dan pergi. Mata seisi kelas
melongo memandang cewek cantik yang berdiri anggun di depan. Tak luput juga dengan
Juna, malah terkesan dialah yang paling terpesona.
“Baik
anak-anak, ternyata kita kedatangan teman baru.” Kata Pak Budi lalu melirik
cewek itu. “Ayo, silahkan nak, perkenalkan diri kamu.” Lanjutnya. Cewek itu
mengangguk pelan dan tersenyum.
“Pagi
semua, perkenalkan nama saya Sarah Vitranissa Quila, saya pindahan dari Aussie
tapi saya asli orang Indonesia. Mohon bimbingannya,” kata Sarah lembut dan
mampu menyihir seisi kelas jadi sapi ompong. Melongo.
“Baik
Sarah, sekarang kamu duduk bareng Arjuna.” Kata Pak Budi menunjuk ke arah Juna
yang duduk sendiri, tentu saja setelah menghujani cowok itu dengan tatapan
tajam. Kontan ini membuat Arjuna yang masih terkesima hanya mengangguk. Hal ini
bukan saja membuat Juna tak percaya, pandangan kaget pun juga di tunjukkan oleh
teman-temannya. Baru kali ini cewek disuruh sebangku dengan Arjuna. Apalgi ini
cewek cantiknya luar biasa.
“Terima
kasih Pak.” Tutur Sarah lalu berlalu ke tempat duduknya bersama Juna.
“Wah!
Gue nggak yakin tuh anak baru bakal kuat duduk sama Juna” ujar Tara yang duduk
bersebrangan dengan Juna, yang lain mengangguk menyetujui perkataan Tara.
Sarah
pun duduk di samping Juna dengan santai. Tapi rupanya berbeda dengan cowok yang
mempunyai predikat jomblo sejati itu. Ia malah panas dingin dan tak
henti-hentinya tersenyum melihat cewek cantk di sampingnya.
“Hai,
nama gue Sarah, elo?” tanya Sarah mengulurkan tangannya ke Arjuna. Dan lagi,
moment ini juga disaksikan takjub oleh seisi kelas *ini authornya lebay deh*
“Gu…gue
Juna, Arjuna.” Jawab Juna menerima uluran tangan Sarah dengan gemetaran *dijamin, Juna nggak bakal cuci tangan tiga
hari tiga malam*
“Oh
Tuhan, mimpi apa gue semalam bisa duduk bareng bidadari cantik ini. Kayaknya
masa jomblo gue akan segera berakhir.” Batin Juna dalam hati. Pelajaran pun
dilanjutkan kembali. Sedangkan terjadi obrolan-obrolan pendek antara Arjuna dan
Sarah *Soree!!! Bentar lagi Juna nikah*
*maksud lo?*
JJJJJJJJJ
Satu
minggu telah berlalu semenjak Sarah menjadi siswi baru di SMA Taruna Bhakti.
Selama itu pula Arjuna tidak pernah mendekati Sarah. Setiap hari ia selalu
memperhatikan Sarah, bahkan kegilaan juga dilakukan oleh Arjuna. Dan yang
membuat Juna jingkrak-jingkrak senang nggak kepalang yaitu Sarah tidak bersikap
tertutup ataupun menjauhi Juna, dengan kata lain Sarah mereson sikap Arjuna
yang mencoba mendekatinya.
Sabtu
malam, dengan pakaian rapi Arjuna memajang tubuhnya di depan cermin yang ada di
kamarnya. “Tuh, apa gue bilang. Gue itu emang cakep tujuh turunan.” Gumam Juna bangga
dengan sesekali membereskan rambut spikenya.
“Malam
ini gue akan tembak Sarah dengan peluruh cinta yang gue punya. Gue yakin Sarah
juga mempunyai perasaan yang sama kayak gue.” Arjuna percaya tingkat tinggi
mengalahkan lagunya peterpan *hayalan tingkat
tinggi Vhi* begitu setelah melihat pantulan dirinya di cermin, ia meluncur
dengan motor maticnya.
“Nyak!
Babe! Doain Juna semoga anakmu ini diberikan kelancaran dan mengakhiri masa
jomblo ini. Amin.” Doa Juna membasuh wajah dengan telapak tangannya.
JJJ
Sesampainya
di rumah Sarah, ia turun dari motor dan melangkah layaknya bos minyak yang
banyak duit di kantong belakangnya. Juna menekan bel rumah Sarah beberapa kali.
Tapi Juna belum juga mendapati pintu rumah terbuka. “Ya Allah, semoga Sarah
ada.” Harapnya. TING TONG...! *anggap aja
bunyi bel* TING TONG TENG…! *maklum
rumah authornya gak ada belnya* Juna mendesah karena pintu rumah belum juga
dibuka oleh bidadari yang turun dari langit ke delapan. Plak!
Tiba-tiba
sebuah mobil memasuki latar depan rumah Sarah. Ini membuat aksi bel-membel Juna
terhenti dan memandang mobil silver mewah itu *author gak tahu merek mobil* dari pintu depan keluarlah cewek
cantik yang sedari ditunggunya, kemudian dari sisi kemudi keluarlah cowok
canteng. Malah, Juna bisa dibilang kalah jauh. Kontan hati Juna rontak
seketika.
“Juna!”
teriak Sarah berlari kecil menghampiri Juna yang hampir sesak napas melihat
pemandangan ini. Sumpah Arjuna tak ingin jomblonya terus berlanjut. Tapi
melihat cowok yang lebih ganteng dari dirinya membuat Juna kayak ban kempis.
“Hei!”
Sarah menepuk undaknya.
“Oh,
iya.” Juna tergagap.
“Lo
ngapain di sini?” tanya Sarah polos. Jelas-jelas Juna dandan setengah hari
hanya untuk bertemu dengan cewek cantik ini dengan maksud mengutarakan isi
hatinya yang paling dalam. Tapi Sarah malah bertanya seolah ia sama sekali
tidak tahu.
“Siapa
cowok itu Sar?” tanya Juna tak menghiraukan pertanyaan Sarah sebelumnya. Juna
menatap sinis cowok yang masih berdiri di samping mobil. *udah kalah ganteng masih mau nantang lo Jun.*
“Oh,
itu supir pribadi gue.” Jawab Sarah enteng yang langsung membuat Juna melongo. *alamak! Supirnya ganteng banget*
“Su…supir!”
ujar Juna. Sarah tertawa melihat ekspresi Juna yang langsung meraba-raba
wajahnya *nyadar juga kalau lo pas-pasan*
“Iya,
udah ayo masuk.” Sarah menarik tangan Juna masuk, tapi dengan sigap Juna
manahan tangan Sarah. “Kenapa?”
“Gue
mau ngomong sesuatu sama lo, tapi nggak di sini?” Juna memasang wajah serius
dan di bikin seganteng mungkin. Kemudian Juna mengajak Sarah ke suatu tempat di
mana ia ingin mengutarakan cintanya, di atas gedung *gak romantis banget lo Jun*
Di
atas atap gedung Sarah yang masih bingung kenapa dia diajak ke sini hanya
menurut saja. “Mau ngapain sih, Jun. lo nggak mau bunuh diri di sini kan?”
tanya Sarah melihat Juna yang sudah berdiri di bibir gedung.
“Gue
akan bunuh diri kalau lo nggak nerima cinta gue.” *Lho? Kapan mulai nembaknya, kok tiba-tiba lo ngomong gitu*
“Maksudnya?”
Sarah heran.
“Gue
suka sama lo Sar, gue cinta sama lo!” teriak Juna menggema di atap gedung.
Sarah melongo mendengarnya. *nembaknya aneh*
“Udah,
cuma mau ngomong itu?” Sarah santai.
“Sarah,
lo mau nggak jadi pacar gue”
“Kalau
gue nggak mau, lo mau ngapain?”
“Gue akan lompat dari
gedung ini.” Tantang Juna. Bakalan seru nih! *ambil pop corn, liat adegan mengasyikkan*
“Lompat
aja.” Ucap Sarah berbalik hendak pergi. Melihat itu Juna nelangsa, ia melogok
ke bawah, takut. Jadi bunuh diri nggak
yah. Gumam Juna ragu. Kemudian dengan tarikan napas dalam…….. *yaaah, lo gak jadi bunuh diri Jun, payah!!*
“Yah,
gue harus jadi jomblo lagi dong.” Desah Juna sedih dengan kepala tertunduk.
“Nggak
ko Jun, mulai sekarang lo nggak jadi cowok jomblo lagi.” Ujar seseorang yang
langsung membuat Juna mengangkat wajahnya.
“Sarah!”
ujar Juna kaget melihat Sarah kembali.
“Gue
mau jadi pacar elo Jun.” ucapnya.
“Benarkah?”
Juna girang lalu lompat-lompat nggak
karuan. “NYAK! BABEH! JUNA NGGAK JOMBLO LAGI!” teriaknya kenceng dan
joget-joget membuat Sarah ngakak.
TAMAT
Minggu, 05 Feb 2011
Aku mencarimu dalam kidung | Ingin ada di sisimu | Jika aku bukan pilihan terbaikmu | Malam ini seperti malam sebelumnya | PANTUN ARJUNA NEMBAK CINTA SILVIA | PUISI SELALU ADA BAYANGMU DI MATAKU | PUISI SMS PANTUN SELAMAT SIANG LUCU DAN GOKIL | Puisi Malam Kepergianmu menyiratkan hampa - Bidadari Linglung | Puisi Malam Tangisan Luka Teriakan Lara Bidadari Linglung | Puisi Move On Bidadari Linglung | SMS PANTUN PATAH HATI
BalasHapus