Rabu, 01 Agustus 2012

Balada Arjuna *Comedy apa Romantis yah?*



          Haiii *nyengir kuda* wow aku dataaang…sekarang aku post cerita nih heheh. Sebenarnya sih ini ide seseorang, tapi aku gali lebih dangkal lagi *lho* iya, soalnya meski pun aku udah ngeluarin jurus-jurus yang aku punya, ujung-ujungnya nih cerita ancur juga…hahaha…oon aku ini…..
*gubrak*

Balada Arjuna

            ‘JOMBLO’ apa sih, yang ada di benak kalian mendengar kata ‘jomblo’. Atau bahkan kata itu memang sedang kita alami. Hampa terasa hidupku tanpa dirimu *authornya ambil gayung, nyanyi di kamar mandi* seperti itulah yang dirasakan oleh Arjuna yang selama hidupnya belum pernah yang namanya pacaran *nggak salah tuh namanya Arjuna?* memang benar namanya Arjuna, pantas untuk orang yang dipuja dan dipuji kaum hawa di dunia. Tapi sekali lagi, nasib Arjuna memang tidak secakap namanya. Apalagi kalau masalah cewek. Sepertinya memang 99% kurang beruntung *tenang Jun, masih ada 1%* *Arjun senyum selebar daun kelor*
            Pagi ini Arjuna berangkat ke sekolah dengan motor maticnya yang cewek banget. Gimana nggak! Lihat noh, motor kok pink, nggak gentle banget lo Jun. tapi rupanya pagi ini kagalauan tentang masa jomblo yang melekat di hidupnya membuat Juna murung dan memasang tampang ingin bunuh diri *author sudah menyiapkan tambang buat Juna*
            “kalau kayak gini terus, gue bisa hidup tanpa pendamping nih. Padahal segala macam cara udah gue lakuin buat ngilangin masa jomblo gue.” Batin Juna, sembari melangkah gontai menuju kelasnya. Sumpah, lihat tampangnya yang tidak bagus-bagus amat dan tidak jelek-jelek amat *Juna golongan apa sih?* dia memang mempunyai tampang yang pas-pasan, membuat yang lihat ingin merogok kocek.
            “Nasib, nasib..56 cewek nolak cinta gue. Apa coba yang kurang dari gue, cakep iya, jelek iya, kere sedikitlah, tampang rada ok. Tapi kenapa ini terjadi sama gue!!!” kini Juna tak lagi berbicara dalam hati, ia malah melankolis dengan apa yang menimpanya, jomblo yang tiada akhir. *kirain Juna tertimpa musibah kejatuhan batu-bata* Melihta Juna yang sudah frustasi, orang-orang terkekeh sendiri apalagi kaum hawa yang saat itu melewatinya. Mereka semua memandang Juna dengan tatapan aneh.
            “Hai Dessy!” sapa Juna melambaikan tangan pada cewek yang melewatinya. Yang disapa tersenyum saja, kontan membuat Juna terjun bebas sampai bentur aspal *modar dong*
            “Hai, Juna” ucap Dessy lembut. Urat syaraf Juna menegang. Semula wajahnya yang super duper oon dan kasihan,kini sumringah. Ia pun loncat-loncat kegirangan karena sapaannya dibalas oleh cewek cantik anak Bahasa itu. Padahal balas menyapa adalah suatu hal yang biasa. Tapi bagi Juna ini luar binasa. *Biasa vhi, biasa…*karena ia memang jarang menerima sapaan balik dari cewek-cewek yang disukainya.
            Serasa terbang, Juna kembali melangkah menuju kelasnya dengan tampang yang melayang-layang. Tiba-tiba BRUUKK!!! Arjuna menabrak tiang koridor hingga tubuhnya terpental ke luar angkasa *berasa badan Juna karet apa* seketika koor terdengar dari semua sisi koridor, begitu juga dengan teman-teman Juna yang baru datang langsung ngakak lihat Juna yang sudah kembali ke bumi *author ngayal nih*
            “WOOII! Si jomblowan kenapa tuh” tunjuk Rama pada Arjuna yang meringis kesakitan memegang jidatnya yang sudah benjol segede telur.
            “Hahaha…lo Jun, tampang lo yang udah pas-pasan gitu tambah ancur dah!” Guntur berujar sembari memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. Juna pasang wajah mewek menatap dua temannya yang tak juga berhenti tertawa *tampang lo sama sekali gak ngundang belas kasihan Jun, malah pengen muntah gue* Guntur dan Rama semakin ngakak. Sejurus kemudian Juna mengeluarkan cermin dari tas gendongnya.
            “HUUUAAA…PECAH!!” Teriak Juna kenceng *author siap gampar Juna* kontan Rama dan Guntur langsung tutup telinga dan menoyor kepala Juna.
            “Lo kira ini hutan teriak kenceng gitu! Noh, cewek-cewek pada guling” sambar Guntur *emang bener gitu Gun*
            “Lagian lo udah kayak cewek aja bawa cermin.” Ujar Rama. Kemudian mereka berdua membantu Juna bangun. Namun, tampang si jomblo sejati masih bersedih.
            “Kalian nggak tahu, niatnya gue mau ngasih cermin cantik ini buat Karin.” Curhat Juna. Sedangkan Rama dan Guntur hanya melongo. “Huuu….cerminnya…” Arjuna mengelus-elus cermin berbingkai pink itu. Plak! Pink lagi!
            “Emang Karin punya acara apa?” tanya Guntur “Apa dia ulang tahun?” lanjutnya lalu mengeluarkan BBnya dan membuka Facebook, siapa tahu ada pemberitahuan kalau si KARINA DWICANTIKA SEJAGAT ulang tahun. Rama juga ikut-ikutan melongok ke BB Guntur.
            “Nggak ada Jun?” mereka berdua heran. Jangan salah, kenapa Rama dan Guntur juga ingin tahu tentang Karin, karena tuh cewek emang cantik banget seperti nama facebooknya Karina Dwicantika Sejagat *nama aslinya sih cima Karina doang*
            “Bukan.” Ujar Arjuna melihat cermin di tangannya yang sudah retak “Tadi malam gue lihat status dia. Karin pengen banget punya cermin cantik, makanya gue beliin nih cermin biar mau jadi pacar gue.” GUBRAK! Iklan banget si Juna.
            “OOO…” Rama dan Guntur ber’O ria.
            “Udahlah sob, gue yakin si Karin udah punya berlusin-lusin cermin. Mending cerminnya buat lo ngaca. Biar lo sadar gimana tampang lo.” Rama menepuk pundak Juna.
            “Udah ah! Melankolis banget lo.” Sambung Guntur. “Mending sekarang ke kelas, nggak ada gunanya lo meratapi kejombloan lo yang mengakar itu.” Ia merangkul  bahu Juna. *nyesek banget dengar omongan elo Gun, sabar yah Jun*
            Kemudian mereka bertiga melangkah beberangan menuju kelas. Sesampainya di kelas Arjuna langsung duduk di tempatnya di bangku paling pojok, karena pelajaran akan segera dimulai. Rupanya tampang Juna masih menerawang entah kemana.
            “Kayaknya gue harus lihat silsilah keluarga gue nih, masa nasib gue masalah cewek payah banget yah. Perasaan bokap gue naklukin 50 cewek, kakek gue nikah sampai 5 kali, buyut gue malah lebih hebat lagi, setiap cewek yang lihat langsung klepek-klepek. Nah loh, gue. Kenapa sama sekali nggak mirip mereka yah?” celoteh Juna dalam hati. Ia tak lagi mempedulikan guru Bahasa Indonesia yang sedang menerangkan pembuatan surat lamaran pekerjaan *kalau buat ngelamar cewek, Juna pasti konsentrasi penuh*
            “Datangai laut kidul buat dapat mantera, udah gue lakuin. Tapi hasilnya nihil.” Celoteh Arjuna masih berlanjut. Saking frustasinya ia mengacak-acak rambutnya “ARRGGGHH!!! BUYUT! KENAPA INI TERJADI SAMA TURUNANMU YANG GANTENG INI!!!” kini Juna teriak sekeras mungkin dan bangkit dari duduknya.
            “ARJUNA!!!” Teriak Pak Budi dengan memukul meja.
            “Apa buyut?” tanya Arjuna tanpa menyadari siapa yang memanggilnya. Kontan seisi kelas riuh dan terbahak-bahak sampai ada yang salto saking lucunya *lebay* Begitu sadar siapa yang memanggil namanya, Juna langsung terduduk takut melihat wajah Pak Budi yang sudah seperti gas yang siap meledak *mampus lo Jun*
            “Ma…maaf pak.” Juna ciut.
            “Kamu!” bentak Pak Budi “Apa Ka…” tiba-tiba TOK…TOK…TOK…pintu kelas diketuk beberapa kali. Mau tidak mau Pak Budi tidak jadi melanjutkan aksi marah-marahnya dan itu membuat Juna lega setengah mati.
            Pintu terbuka, ternyata Kepsek yang membawa cewek cantik di sampingnya. Setelah berbicara dengan Pak Budi, kepsek pun berbalik dan pergi. Mata seisi kelas melongo memandang cewek cantik yang berdiri anggun di depan. Tak luput juga dengan Juna, malah terkesan dialah yang paling terpesona.
            “Baik anak-anak, ternyata kita kedatangan teman baru.” Kata Pak Budi lalu melirik cewek itu. “Ayo, silahkan nak, perkenalkan diri kamu.” Lanjutnya. Cewek itu mengangguk pelan dan tersenyum.
            “Pagi semua, perkenalkan nama saya Sarah Vitranissa Quila, saya pindahan dari Aussie tapi saya asli orang Indonesia. Mohon bimbingannya,” kata Sarah lembut dan mampu menyihir seisi kelas jadi sapi ompong. Melongo.
            “Baik Sarah, sekarang kamu duduk bareng Arjuna.” Kata Pak Budi menunjuk ke arah Juna yang duduk sendiri, tentu saja setelah menghujani cowok itu dengan tatapan tajam. Kontan ini membuat Arjuna yang masih terkesima hanya mengangguk. Hal ini bukan saja membuat Juna tak percaya, pandangan kaget pun juga di tunjukkan oleh teman-temannya. Baru kali ini cewek disuruh sebangku dengan Arjuna. Apalgi ini cewek cantiknya luar biasa.
            “Terima kasih Pak.” Tutur Sarah lalu berlalu ke tempat duduknya bersama Juna.
            “Wah! Gue nggak yakin tuh anak baru bakal kuat duduk sama Juna” ujar Tara yang duduk bersebrangan dengan Juna, yang lain mengangguk menyetujui perkataan Tara.
            Sarah pun duduk di samping Juna dengan santai. Tapi rupanya berbeda dengan cowok yang mempunyai predikat jomblo sejati itu. Ia malah panas dingin dan tak henti-hentinya tersenyum melihat cewek cantk di sampingnya.
            “Hai, nama gue Sarah, elo?” tanya Sarah mengulurkan tangannya ke Arjuna. Dan lagi, moment ini juga disaksikan takjub oleh seisi kelas *ini authornya lebay deh*
            “Gu…gue Juna, Arjuna.” Jawab Juna menerima uluran tangan Sarah dengan gemetaran *dijamin, Juna nggak bakal cuci tangan tiga hari tiga malam*
            “Oh Tuhan, mimpi apa gue semalam bisa duduk bareng bidadari cantik ini. Kayaknya masa jomblo gue akan segera berakhir.” Batin Juna dalam hati. Pelajaran pun dilanjutkan kembali. Sedangkan terjadi obrolan-obrolan pendek antara Arjuna dan Sarah *Soree!!! Bentar lagi Juna nikah* *maksud lo?*
JJJJJJJJJ
            Satu minggu telah berlalu semenjak Sarah menjadi siswi baru di SMA Taruna Bhakti. Selama itu pula Arjuna tidak pernah mendekati Sarah. Setiap hari ia selalu memperhatikan Sarah, bahkan kegilaan juga dilakukan oleh Arjuna. Dan yang membuat Juna jingkrak-jingkrak senang nggak kepalang yaitu Sarah tidak bersikap tertutup ataupun menjauhi Juna, dengan kata lain Sarah mereson sikap Arjuna yang mencoba mendekatinya.

            Sabtu malam, dengan pakaian rapi Arjuna memajang tubuhnya di depan cermin yang ada di kamarnya. “Tuh, apa gue bilang. Gue itu emang cakep tujuh turunan.” Gumam Juna bangga dengan sesekali membereskan rambut spikenya.
            “Malam ini gue akan tembak Sarah dengan peluruh cinta yang gue punya. Gue yakin Sarah juga mempunyai perasaan yang sama kayak gue.” Arjuna percaya tingkat tinggi mengalahkan lagunya peterpan *hayalan tingkat tinggi Vhi* begitu setelah melihat pantulan dirinya di cermin, ia meluncur dengan motor maticnya.
            “Nyak! Babe! Doain Juna semoga anakmu ini diberikan kelancaran dan mengakhiri masa jomblo ini. Amin.” Doa Juna membasuh wajah dengan telapak tangannya.
JJJ
            Sesampainya di rumah Sarah, ia turun dari motor dan melangkah layaknya bos minyak yang banyak duit di kantong belakangnya. Juna menekan bel rumah Sarah beberapa kali. Tapi Juna belum juga mendapati pintu rumah terbuka. “Ya Allah, semoga Sarah ada.” Harapnya. TING TONG...! *anggap aja bunyi bel* TING TONG TENG…! *maklum rumah authornya gak ada belnya* Juna mendesah karena pintu rumah belum juga dibuka oleh bidadari yang turun dari langit ke delapan. Plak!
            Tiba-tiba sebuah mobil memasuki latar depan rumah Sarah. Ini membuat aksi bel-membel Juna terhenti dan memandang mobil silver mewah itu *author gak tahu merek mobil* dari pintu depan keluarlah cewek cantik yang sedari ditunggunya, kemudian dari sisi kemudi keluarlah cowok canteng. Malah, Juna bisa dibilang kalah jauh. Kontan hati Juna rontak seketika.
            “Juna!” teriak Sarah berlari kecil menghampiri Juna yang hampir sesak napas melihat pemandangan ini. Sumpah Arjuna tak ingin jomblonya terus berlanjut. Tapi melihat cowok yang lebih ganteng dari dirinya membuat Juna kayak ban kempis.
            “Hei!” Sarah menepuk undaknya.
            “Oh, iya.” Juna tergagap.
            “Lo ngapain di sini?” tanya Sarah polos. Jelas-jelas Juna dandan setengah hari hanya untuk bertemu dengan cewek cantik ini dengan maksud mengutarakan isi hatinya yang paling dalam. Tapi Sarah malah bertanya seolah ia sama sekali tidak tahu.
            “Siapa cowok itu Sar?” tanya Juna tak menghiraukan pertanyaan Sarah sebelumnya. Juna menatap sinis cowok yang masih berdiri di samping mobil. *udah kalah ganteng masih mau nantang lo Jun.*
            “Oh, itu supir pribadi gue.” Jawab Sarah enteng yang langsung membuat Juna melongo. *alamak! Supirnya ganteng banget*
            “Su…supir!” ujar Juna. Sarah tertawa melihat ekspresi Juna yang langsung meraba-raba wajahnya *nyadar juga kalau lo pas-pasan*
            “Iya, udah ayo masuk.” Sarah menarik tangan Juna masuk, tapi dengan sigap Juna manahan tangan Sarah. “Kenapa?”
            “Gue mau ngomong sesuatu sama lo, tapi nggak di sini?” Juna memasang wajah serius dan di bikin seganteng mungkin. Kemudian Juna mengajak Sarah ke suatu tempat di mana ia ingin mengutarakan cintanya, di atas gedung *gak romantis banget lo Jun*
            Di atas atap gedung Sarah yang masih bingung kenapa dia diajak ke sini hanya menurut saja. “Mau ngapain sih, Jun. lo nggak mau bunuh diri di sini kan?” tanya Sarah melihat Juna yang sudah berdiri di bibir gedung.
            “Gue akan bunuh diri kalau lo nggak nerima cinta gue.” *Lho? Kapan mulai nembaknya, kok tiba-tiba lo ngomong gitu*
            “Maksudnya?” Sarah heran.
            “Gue suka sama lo Sar, gue cinta sama lo!” teriak Juna menggema di atap gedung. Sarah melongo mendengarnya. *nembaknya aneh*
            “Udah, cuma mau ngomong itu?” Sarah santai.
            “Sarah, lo mau nggak jadi pacar gue”
            “Kalau gue nggak mau, lo mau ngapain?”
“Gue akan lompat dari gedung ini.” Tantang Juna. Bakalan seru nih! *ambil pop corn, liat adegan mengasyikkan*
            “Lompat aja.” Ucap Sarah berbalik hendak pergi. Melihat itu Juna nelangsa, ia melogok ke bawah, takut. Jadi bunuh diri nggak yah. Gumam Juna ragu. Kemudian dengan tarikan napas dalam…….. *yaaah, lo gak jadi bunuh diri Jun, payah!!*
            “Yah, gue harus jadi jomblo lagi dong.” Desah Juna sedih dengan kepala tertunduk.
            “Nggak ko Jun, mulai sekarang lo nggak jadi cowok jomblo lagi.” Ujar seseorang yang langsung membuat Juna mengangkat wajahnya.
            “Sarah!” ujar Juna kaget melihat Sarah kembali.
            “Gue mau jadi pacar elo Jun.” ucapnya.
            “Benarkah?” Juna girang lalu lompat-lompat  nggak karuan. “NYAK! BABEH! JUNA NGGAK JOMBLO LAGI!” teriaknya kenceng dan joget-joget membuat Sarah ngakak.
TAMAT
Minggu, 05 Feb 2011

1 komentar: